Nunukan Zoners JAKARTA, KAMIS - Heboh tentang sejumlah warga Indonesia yang direkrut menjadi milisi penjaga perbatasan ditanggapi beragam. Bahkan Sekjen Majelis Dewan Adat Dayak Kalimantan, Sony Sebilang SHut belum begitu yakin dengan fenomena itu. "Khususnya di Kecamatan Krayan, Nunukan, Kaltim, perbatasan hanya berupa sawah sawah rakyat. Kami biasa saling menyeberang untuk mengerjakan sesuatu. Karena mereka memang terdiri dari suku yang sama. Lagi pula, sistem administrasi kependudukan di sana juga belum baik. saya tidak yakin mereka orang Indonesia," kata Sony Sebilang, saat dihubungi melalui ponselnya, siang tadi. Menurut Sony, jika fenomena itu benar terjadi, kita tidak perlu menyalahkan bangsa lain. "Kami, warga koita di perbatasan memang tidak diperhatikan oleh pemerintah pusat. Pembangunan fasilitas umum di perbatasan sangat memprihatinkan. Sudah beberapa kali, mereka mengancam akan bergabung dengan Malaysia, tapi sampai hari ini juga tidak ada perhatian," kata Sony. Sarana transportasi yang disiapkan pemerintah pun, kata Sony, sebenarnya tidak layak. "Beberapa kali pesawat Borneo Air Transport tidak bisa terbang, karena kualitas pesawatnya memang begitu," katanya.Menurut Sony, kualitas pendidikan bangsa kita di perbatasan juga belum baik. "Apa mau Malaysia merekrut, karena orang Malaysia merasa pendidikan mereka lebih tinggi?" katanya. Di Kalimantan Timur, perbatasan langsung dengan Malaysia sepaanjang 1029 kilometer. "Yang 800 km berada di Kabupaten Nunukan dengan empat kecamatan, yakni Krayan, Krayan Selatan, Mancalong, Sebuku," katanya. Meski penduduk perbatasan Malaysia dan Indonesia terjadi dari suku yang sama, tetapi Sony yakin bangsa Indonesia belum luntur keindonesiaannya. "Saya kira ini yang harus diperhatikan pemerintah pusat. Meski hidup susah dan melihat negeri tetangga lebih bagus, saudara-saudara kita tetap setia," katanya. Keyakinan Sony juga didasari, bahwa hingga kini Majelis Dewan Adat Dayak Kalimantan belum menerima laporan tentang perkembangan terbaru. (ABI)
Mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok.
Anda bisa, jika Anda berpikir bisa, selama akal mengatakan bisa. Batasan apakah sesuatu masuk akal atau tidak, kita lihat saja orang lain, jika orang lain telah melakukannya atau telah mencapai impiannya, maka impian tersebut adalah masuk akal.
Menuliskan tujuan akan sangat membantu dalam menjaga alasan melakukan sesuatu.
Minggu, 22 Februari 2009
Sony Sebilang: Makanya Perhatikan Perbatasan..!
Nunukan Zoners JAKARTA, KAMIS - Heboh tentang sejumlah warga Indonesia yang direkrut menjadi milisi penjaga perbatasan ditanggapi beragam. Bahkan Sekjen Majelis Dewan Adat Dayak Kalimantan, Sony Sebilang SHut belum begitu yakin dengan fenomena itu. "Khususnya di Kecamatan Krayan, Nunukan, Kaltim, perbatasan hanya berupa sawah sawah rakyat. Kami biasa saling menyeberang untuk mengerjakan sesuatu. Karena mereka memang terdiri dari suku yang sama. Lagi pula, sistem administrasi kependudukan di sana juga belum baik. saya tidak yakin mereka orang Indonesia," kata Sony Sebilang, saat dihubungi melalui ponselnya, siang tadi. Menurut Sony, jika fenomena itu benar terjadi, kita tidak perlu menyalahkan bangsa lain. "Kami, warga koita di perbatasan memang tidak diperhatikan oleh pemerintah pusat. Pembangunan fasilitas umum di perbatasan sangat memprihatinkan. Sudah beberapa kali, mereka mengancam akan bergabung dengan Malaysia, tapi sampai hari ini juga tidak ada perhatian," kata Sony. Sarana transportasi yang disiapkan pemerintah pun, kata Sony, sebenarnya tidak layak. "Beberapa kali pesawat Borneo Air Transport tidak bisa terbang, karena kualitas pesawatnya memang begitu," katanya.Menurut Sony, kualitas pendidikan bangsa kita di perbatasan juga belum baik. "Apa mau Malaysia merekrut, karena orang Malaysia merasa pendidikan mereka lebih tinggi?" katanya. Di Kalimantan Timur, perbatasan langsung dengan Malaysia sepaanjang 1029 kilometer. "Yang 800 km berada di Kabupaten Nunukan dengan empat kecamatan, yakni Krayan, Krayan Selatan, Mancalong, Sebuku," katanya. Meski penduduk perbatasan Malaysia dan Indonesia terjadi dari suku yang sama, tetapi Sony yakin bangsa Indonesia belum luntur keindonesiaannya. "Saya kira ini yang harus diperhatikan pemerintah pusat. Meski hidup susah dan melihat negeri tetangga lebih bagus, saudara-saudara kita tetap setia," katanya. Keyakinan Sony juga didasari, bahwa hingga kini Majelis Dewan Adat Dayak Kalimantan belum menerima laporan tentang perkembangan terbaru. (ABI)
Sejarah Terbentuknya Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur
Kabupaten Nunukan merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Bulungan, yang terbentuk berdasarkan pertimbangan luas wilyah, peningkatan pembangunan, dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Pemekaran Kabupaten bulungan ini di pelopori oleh RA Besing yang pada saat itu menjabat sebagai Bupati Bulungan.
Pada tahun 1999, pemerintah pusat memberlakukan otonomi daerah dengan didasari Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Nah, dgn dasar inilah dilakukan pemekaran pada Kabupaten Bulungan menjadi 2 kabupaten baru lainnya yaitu Kabupaten Nunukan dan kabupaten Malinau.
Pemekaran Kabupaten ini secara hukum diatur dalam UU Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Barat, dan Kota Bontang pada tanggal 4 Oktober 1999. Dan dengan dasar UU Nomor 47 tahun 1999 tersebut Nunukan Resmi menjadi Kabupaten dengan dibantu 5 wilayah administratif yakni Kecamatan Lumbis, Sembakung, Nunukan, Sebatik dan Krayan.
Nunukan terletak pada 3° 30` 00" sampai 4° 24` 55" Lintang Utara dan 115° 22` 30" sampai 118° 44` 54" Bujur Timur.
Adapun batas Kabupaten Nunukan adalah:- Utara; dengan negara Malaysia Timur, Sabah.
- Timur; dengan Laut Sulawesi.
- Selatan; dengan Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Malinau.
- Barat; dengan Negara Malaysia Timur, Serawak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari Bersama Membangun Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur