Selamat Datang di Blog Nunukan Zoners Community - Media Komunikasi Informasi Masyarakat Nunukan

Mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok.

Anda bisa, jika Anda berpikir bisa, selama akal mengatakan bisa. Batasan apakah sesuatu masuk akal atau tidak, kita lihat saja orang lain, jika orang lain telah melakukannya atau telah mencapai impiannya, maka impian tersebut adalah masuk akal.

Menuliskan tujuan akan sangat membantu dalam menjaga alasan melakukan sesuatu.

Minggu, 09 Maret 2008

Pemimpin Dalam Diri,…


Supaya bisa menjadi pemimpin, seseorang harus punya pengikut.
Dwight Eisenhower

The winner is always part of the answer;
The loser is always part of the problem;

The winner always has a program;
The loser is always has an excuse;

The winner says “Let me do it for you”‘
The loser says “That’s not my job”;

The winner sees an answer for every problem;
The loser sees an problem for every answer;

The winner sees an green near every sand trap;
The loser sees two or three sand trap near every green;

The winner says “It may be difficult but its possible”;
The loser say “It may be possible but it’s too difficult”;

The winner sees opportunity in every problem;
The losser sees problem in every opportunity;

The winner provides inspiration and solution;
The loser waits for someone to provide inspiration and solution.
(anonym)

Setiap orang bisa saja menjadi pemimpin, tetapi menjadi pemimpin yang memiliki pengaruh positif terhadap anak buahnya tidak banyak. Pimpinan yang baik tidak hanya berdasarkan kualifikasi pendidikan formalnya, tetapi pengalaman dan kecakapannya dalam kepemimpinan.

Terkadang kita bertemu dengan pimpinan yang bisa menjadi pembimbing dan pengayom dan kadang juga ada ketemu dengan atasan yang berlagak sebagai pimpinan, padahal sikap dan tabiatnya tidak pantas disebut sebagai pemimpin. Pemimpin itu didepan, dan bawahan mengikuti dari belakang. Kalau pimpinan jalannya tidak lurus, maka bawahan harus siap-siap tersesat di kemudian hari.

Seseorang yang mewakili pengikutnya, yang bisa mendelegasikan tugas-tugas kepada pengikutnya dengan tepat dan bijaksana. Seorang pemimpin yang baik adalah yang membumi, bertanggung jawab penuh terhadap tugas yang diemban dan menanggung akibat dari perbuatan pengikutnya.

Seseorang yang bisa menyesuaikan ajaran dan tindakannya, dengan demikian akan terciptanya suatu tujuan yang luhur. Memahami pengikutnya sebelum mereka memimpin pengikutnya, karena dengan begitu dapat membantu memahami karakter masing-masing pengikut.

Bagi seorang pemimpin, pengikutnya mereka adalah organ tubuhnya. Jika mereka sakit, tentu seorang pemimpin merasakan sakit dalam tubuhnya, ketidakharmonisan di dalam organ tubuhnya. Kita sebagai pengikut, adalah jantung hati mereka. Kita juga yang bekerja, tanpa adanya kita,… mungkin para pemimpin itu bukanlah apa-apa, begitu juga sebaliknya anak buah tanpa pemimpin. Disinilah adanya letak hubungan yang kuat, antara pemimpin dengan pengikutnya. Menjadikan anak buahnya sebagai bagian dari dirinya.

Baca Lebih Lengkap Artikelnya....

Bersujud di Hadapan-MU

Memulai hari tanpa makna
suasana terus begitu
tidak ada tanda-tanda
sesuatu yang kucari
belum kutemukan

apa sih sebenarnya!!!!!
aku juga bingung....
kemana sih sesuatu itu!!!!
di mana dia?

dari terbit fajar
dan fajar sampai ketempat yang telah ditentukan
aku terus berjalan melewati angan-angan,
menyelami kehidupan,
menyeberangi suasana hati,
menuruni kadar keimanan yang pasang surut
mendaki puncak makna kehidupan

di dalam perjalanan ku
berjumpa dengan sang kecemasan
bersalaman dengan sang ketakutan
memeluk sang cinta dan kerinduan

aku juga menemukan
si kesombongan, kecongkakan,
iri dengki, dan lain sebagainya

di dalam perjalanan itu juga
aku sempat bermalam di pondok kebodohan
memakan hidangan kecemburuan
meminum beberapa cangkir keangkuhan

di lain hari ............
aku juga kadang-kadang menikmati kesesatan
orang beragama menganggap dosa

di hari yang lain.....
aku juga melahap beberapa buah kebaikan
apalah semuanya aku nikmati

setengah perjalananku ini
rasanya tidak ada yang kudapati,
semuanya terasa hambar

sebenarnya................
aku mencari sesuatu itu
tapi aku ga tau
apa sesuatu itu

seperti apa dia..
apakah dia seperti aku?
atau seperti dia?

aku sangat lelah...
mungkin putus asa........

ketika menjelang keputus asaan
aku melihat seseorang
menikmati pertemuan
sepertinya dia sedang bercengkrama

aku bertanya kepada diriku
siapa dia yang tak kelihatan itu?

aku terus bertanya
terjadi dialog di dalam jiwaku

aku ingin mencoba
seperti orang itu
yang mesra sekali
tanpa beban
sepertinya saling memberi dan menerima

ku basuh mukaku
seperti orang tadi
aku mulai menirukan apa yang ia lakukan

aku berusaha menemukan
siapa di balik kenyataan ini

aku menangis.......
di dalam sujud ku...
ternyata ku termukan Dia......
yang selama ini ku cari...

ku tumpahkan segala apa yang ada dihati ini
hatiku kembali basah
mengalir ke seluruh tubuh ku
jiwa ku terasa ringan

Aku sangat Mengharap-Mu
aku ingin berada disisi-Mu
selamanya....................

Baca Lebih Lengkap Artikelnya....

Tips Memancing danTanda2 Membaca Alam

Keberadaan ikan di laut selalu ditandai dengan gejala-gejala alam yang ada. Bagi mania laut membaca tanda-tanda keadaan alam paling tidak menjadi pengetahuan dasar untuk keberhasilan memancing. Nah, sebenar tanda alam apa saja yang perlu diketahui oleh mania mancing?

Saya banyak berkenalan dengan kapten-kapten kapal professional yang selalu mengantar mania mancing. Intuisinya dan daya analitis kapten kapal terhadap kondisi laut saat berburu ikan sungguh luar biasa. Para kapten itu selalu tahu tanda-tanda alam yang menjadi panduan dalam memancing dan kelihaian memnbaca alam inilah yang membuat kesuksesan mancing.

Banyak Burung

Banyak burung merupakan tanda-tanda alam pertama. Salah satu panduan bahwa di lokasi ada ikan adalah dengan hadirnya banyak burung. Burung-burung tersebut adalah sedang mencari makanan yang secara kebetulan di permukaan air terdapat banyak ikan-ikan kecil. Yang ikut menikmati ‘hidangan’ ikan-ikan kecil bukan hanya burung-burung yang terbang di udara saja, namun ikan-ikan ukuran sedang dan besarpun ikut berpesta. Sudah menjadi hukum alam atau hukum rantai makanan bahwa ikan-ikan besar selalu memakan ikan kecil. Jadi bila banyak ikan kecil di lokasi tersebut pasti di sekitarnya terdapat ikan-ikan besar.

Nah, memancing trolling di sekitar kumpulan ikan lebih menjanjikan dibanding memancing di lokasi yang tidak jelas ada tanda-tanda keberadaan ikan. Bahkan saya sering melihat banyak mania mancing yang berhasil mendapat ikan tuna besar atau marlin di kumpulan burung-burung.

Sampah Kayu

Ciri kedua sebagai lokasi ikan adalah adanya sampah kayu di tengah laut. Batang pohon yang terhanyut arus ditengah laut membawa plankton-plankton kecil. Kumpulnya bayak plankton membuat ikan kecil pun beramai-ramai makan plankton. Karena banyak ikan kecil di sekitar sampah kayu ternyata mengundang perhatian ikan-ikan yang lebih besar seperti ikan lemadang misalnya.

Banyak kapten kapal yang mencari ikan lemadang dengan cara trolling dilokasi tersebut dan berhasil. Selain ikan lemadang terkadang terdapat ikan tenggiri, wahu dan barakuda.

Karang

Ciri ketiga sebagai lokasi ikan adalah keberadan karang di tengah laut. Karang merupakan struktur yang keras yang berupa bebatuan. Di dalam karang ternyata banyak tumbuh biota-biota dan rumput- rumput karang yang menjadi rumah ikan. Ikan-ikan kecil biasanya banyak mencari makan dan berlindung di lokasi yang berkarang.

Sebagai lokasi persembunyian ikan-ikan kecil maka di sekitar karang menjadi stok makanan bagi ikan-ikan besar maupun ikan predator.

Mancing di karang memang menjanjikan. Pertanyaannya bagaimana kita bisa mengetahui bahwa di dalam laut terdapat karang cetek (dangkal) maupun karang dalam? Dahulu sebelum ada alat elektronik semacam depth sounder maupun Global Position System (GPS) para nelayan hanya melihat ombak yang di permukaan air. Setelah mereka menduga ada karang di bawah dengan panduan ombak, merekapun lantas menurunkan timah pemberat dan mengalisa struktur apa yang ada di dasar. Cara ini oleh nelayan disebut dengan nama ngelot.

Tubiran laut

Tada alam yang menjadi lokasi ikan yang keempat adalah tubiran laut (drop off) dasar laut dari yang plat tiba-tiba kedalaman mendadak ke dalam atau seperti jurang, di sinilah merupakan lokasi ikan. Banyaknya ikan di lokasi ini arus laut yang membawa plankton naik ke atas sehingga sehingga mengundang banyak ikan kecil di lokasi tersebut dan ikan kecil menjadi perhatian ikan besar.

Gunung di Laut

Layaknya sebuah di daratan, struktur dasar lautan ada yang menyerupai gunung, jika ada lokasi tersebut para mani menyebutnya dengan nama sea mount reef. Lantaran arus tertahan oleh gunung sehingga arus naik membuat arus yang membawa plankton meimpah di sana, sehingga ikan di sana banyak. Selain tertahannya arus, gunung di tenah laut juga menyuburkan karang-karang yang menjadi rumah ikan. Jadi mancing di seamount reef tentusaja lebih menjanjikan disbanding lokasi lain. Bahkan ikan yang di dapatpun lebih variatif seperti ikan dasar dan ikan pelagis. Cara melihat seamount reef dapat dilakukan dengan menggunakan depth sounder dan GPS.



Baca Lebih Lengkap Artikelnya....

Yang Sudah Lama Hilang di Perbatasan…

NUNUKAN – Dari bibir tanpa gincu Suhera, hanya dialek Malaysia yang terdengar. Ia bertutur tentang pengalaman kerjanya di Malaysia. Hampir sepuluh tahun, ia jalani hidup di negeri jiran bersama suami dan anaknya. Tapi peraturan keras dari Malaysia, membuat ia harus berpisah dengan dua anaknya yang kini diurus saudaranya di Malaysia. Sementara Suhera bersama suami dan anak terakhirnya sudah dua bulan ini berdesakan tidur di penampungan Asfira Perdana Jaya di Jalan Pesantren, Nunukan, Kalimantan Timur.
”Saye nak lame tinggal di sini. Lame nak nunggu urus paspor di Indon. Toke Malaysie nak bayarin makan saye,” ujar Suhera, perempuan berusia 35 tahun tersebut.
Dengan gaji 700 ringgit, perkebunan di Malaysia menjadi tumpuan hidup keluarganya. Hampir semua keluarganya tinggal di rumah-rumah petak di Malaysia. Ibunya pun meninggal di sana.
Bukan hanya Suhera yang cakap berbincang dengan dialek Melayu itu. Hampir sebagian besar penduduk Nunukan mampu melakukannya. Terlebih di Sebatik, pulau yang berbatasan langsung dengan Indonesia di wilayah darat.
Tengok saja, toko-toko kelontong di sepanjang jalan menuju ke Pelabuhan Tunon Taka, Nunukan. Berderet makanan dari negeri tetangga itu lebih mudah didapati. Mereka juga tidak mempersoalkan dengan mata uang apa pembayaran akan dilakukan. Untuk menukar rupiah ke ringgit, cukup tengok kanan atau kiri dari tempat Anda berdiri maka penukar mata uang akan mudah ditemui. Mulai dari makanan ringan sampai susu formula anak-anak lebih banyak dibuat oleh pabrik Malaysia. Termasuk minuman bersoda.
Di Sebatik, warung-warung yang berjajar di antara rumah penduduk tidak membedakan mata uang yang dipakai sebagai alat bayar. ”Mau ringgit atau rupiah tetap kita terima. Biasa kita bayar begitu. Takde masalah,” ujar Atik, yang sudah lama membuka warung di Sungai Nyamuk Sebatik.
Untuk berbelanja pun, Tawau menjadi pilihan yang lebih masuk akal. Cukup dengan 15 menit dengan speedboat dan membayar 12 ringgit atau setara dengan Rp 35. 000, barang belanjaan lebih bervariasi dan ongkos operasional lebih murah dibandingkan kalau harus berbelanja ke Tarakan. Masyarakat di Nunukan pun melakukan hal yang sama.

Ketika beberapa orang teman wartawan harus berpindah dari Dermaga Sebatik ke Komando Pos TNI AL di Sungai Pancang, Pulau Sebatik yang hanya berjarak sekedip mata, mereka harus membayar 2 ringgit atau setara dengan Rp 5.000. ”Meskipun kita bayar pakai rupiah tetapi mereka tetap menyebut 2 ringgit untuk ongkosnya,” ujar Jimmy, wartawan Suara Karya.

Lumpuh di Perbatasan
Dalam perjalanan melintas dari Karang Unarang ke Sebatik pun, Malaysia sudah menyergap diam-diam. Dengan teknologi informasi, Malaysia berusaha meyakinkan dunia bahwa mereka menguasai wilayah sengketa.
”Digi Welcomes you to Malaysia. We wish you a pleasant stay! To make alls dial, + (country code) ( area code) (phone number),” pesan ini otomatis akan muncul di layar telepon selular ketika memasuki wilayah Karang Unarang. Pesan itu datang dan pergi silih berganti dengan operator selular Indonesia.
Ketika kita melihat tontonan televisi masyarakat di Nunukan atau Sebatik, yang lebih mereka akrabi adalah siaran televisi Malaysia. Ini tidak bisa disalahkan. Hampir sebulan ini pemancar UHF di sana tidak lagi dihidupkan. Pasalnya, TVRI tidak memiliki dana untuk membeli kebutuhan solar sebanyak 17 drum. Masri, penduduk Sebatik, mengatakan untuk dapat menikmati TVRI harus menggunakan parabola seharga Rp 2 juta atau berlangganan televisi kabel.
”Siapa tahu mereka lebih mengenal Perdana Menteri Malaysia daripada kepala daerahnya,” seloroh Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Effendy Choirie usai mengunjungi Nunukan dan Sebatik, minggu lalu. Terlebih ketika Effendy mendapatkan fakta bahwa kondisi TVRI di Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur memprihatinkan.
Djamil, kameramen televisi yang sudah bekerja selama 18 tahun, mengatakan di Nunukan terdapat dua pemancar TVRI dan tidak ada satu pun pemancar televisi swasta. Pemancar di Nunukan berkekuatan 300 Watt VHF sedangkan di Sebatik 1.000 Watt UHF. Sedangkan Radio dan Televisyen Malaysia (RTM) kini berkekuatan 10.000 Watt. Siaran mereka sangat jelas diterima di Nunukan bahkan Tarakan hingga Tanjung Selor, Kalimantan Timur. Jarak yang bila ditarik garis lebih dari 100 kilometer dari Sebatik. Dengan hanya 300 Watt, TVRI hanya mampu dinikmati dengan coverage area 10 kilometer. Rendahnya kekuatan pemancar ini menyebabkan banyak daerah tidak bisa menangkap siaran TVRI.
”Secara informasi, kami sudah lama hilang. Jarang orang yang menonton TVRI lagi. selain acaranya lebih banyak relay dari Jakarta, tontonannya juga tidak variatif, lain dengan televisi Malaysia,” ujar Bambang Sugito, reporter TVRI yang sudah 23 tahun mengabdi di lembaga penyiaran pemerintah tersebut.
Padahal, tidak hanya pada saat ini keberadaan televisi milik pemerintah itu dibutuhkan. Sebagai televisi publik, stasiun televisi tersebut wajib memberikan imbangan informasi pada masyarakat yang selama ini banyak dibanjiri siaran stasiun televisi Malaysia.

Opini Publik
Bagaimana pun, media mempunyai peranan untuk membentuk opini publik, bukan saja saat ketegangan terjadi di perbatasan Indonesia-Malaysia ini. Tapi apa daya, akibat rendahnya kekuatan pemancar, banyak daerah di perbatasan tidak bisa menangkap siaran TVRI.
”Alutsista TVRI sama pentingnya dengan alutsista TNI. TVRI dan RRI di daerah perbatasan harus mendapat perhatian serius. Peran TVRI maupun RRI sangat penting dalam memerangi informasi. Kasus Ambalat ini juga harus menjadi momentum bagi pembenahan TVRI, RRI, dan televisi publik di daerah-daerah perbatasan,” lanjut Effendy.
Oleh sebab itu ke depan, TVRI maupun RRI di daerah-daerah perbatasan harus mendapatkan perhatian lebih mengingat peran mereka sangat penting dalam memerangi informasi. Dalam kondisi perang, fungsi radio maupun televisi sangat dibutuhkan untuk pembentukan opini masyarakat. ”Alutsista (alat utama sistem persenjataan-red) TVRI itu tidak kalah penting dengan alutsista TNI.
Padahal 20 tahun lalu yang terjadi adalah sebaliknya. Malaysia banyak belajar dari Indonesia. Pelajar-pelajar Malaysia yang datang mencari ilmu di Indonesia akrab dengan karya-karya Pramoedya Ananta Toer yang sempat dilarang di Indonesia sebagai bacaan wajib. Mereka hafal sajak-sajak Hamzah Fansyuri, Ali Haji, hingga Chairil Anwar yang menggelora, kelembutan puisi Amir Hamzah, protes-protes Rendra dan Taufiq Ismail. Mereka paham betul pesan-pesan yang disampaikan roman-roman Hamka dan Sutan Takdir Alisyahbana.
Tapi 20 tahun lebih sudah berlalu. Malaysia tidak perlu lagi berguru pada Indonesia. Wilayah perbatasan Malaysia sudah lebih dahulu dibangun. Kinabalu dan Tawau, misalnya, sudah menjadi etalase negeri tersebut di batas ujung negaranya. Sementara wajah Indonesia di perbatasan belum banyak berubah.
”Pemerintah mendengung-dengungkan wilayah perbatasan akan dijadikan teras bangsa. Tapi kenyatannya nol. Justru Malaysia yang sudah lebih dahulu membangun. Kalau malam, kita melihat Malaysia penuh dengan cahaya gemerlapan, sementara ketika mereka memandang perbatasan kita yang tampak hanya kegelapan,” kata Bambang.
Benarlah teguran dari Effendy Choirie bahwa alutsista TVRI dan RRI tidak kalah penting dari alutsista TNI. Bila pemerintah tidak cepat menyadari, masyarakat di Sebatik dan Nunukan barangkali akan semakin akrab dengan semua yang berbau Malaysia. Akankah kita kehilangan lebih banyak lagi dari masyarakat di perbatasan?

Baca Lebih Lengkap Artikelnya....

Nunukan : Photo Pelabuhan Nunukan









Baca Lebih Lengkap Artikelnya....

Sejarah Terbentuknya Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur

Kabupaten Nunukan adalah salah satu Kabupaten di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di kota Nunukan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 14.493 km² dan berpenduduk sebanyak 109.527 jiwa (2004). Motto Kabupaten Nunukan adalah "Penekindidebaya" yang artinya "Membangun Daerah" yang berasal dari bahasa suku Tidung. Nunukan juga adalah nama sebuah kecamatan di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia.

Kabupaten Nunukan merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Bulungan, yang terbentuk berdasarkan pertimbangan luas wilyah, peningkatan pembangunan, dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Pemekaran Kabupaten bulungan ini di pelopori oleh RA Besing yang pada saat itu menjabat sebagai Bupati Bulungan.

Pada tahun 1999, pemerintah pusat memberlakukan otonomi daerah dengan didasari Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Nah, dgn dasar inilah dilakukan pemekaran pada Kabupaten Bulungan menjadi 2 kabupaten baru lainnya yaitu Kabupaten Nunukan dan kabupaten Malinau.

Pemekaran Kabupaten ini secara hukum diatur dalam UU Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Barat, dan Kota Bontang pada tanggal 4 Oktober 1999. Dan dengan dasar UU Nomor 47 tahun 1999 tersebut Nunukan Resmi menjadi Kabupaten dengan dibantu 5 wilayah administratif yakni Kecamatan Lumbis, Sembakung, Nunukan, Sebatik dan Krayan.

Nunukan terletak pada 3° 30` 00" sampai 4° 24` 55" Lintang Utara dan 115° 22` 30" sampai 118° 44` 54" Bujur Timur.

Adapun batas Kabupaten Nunukan adalah:
- Utara; dengan negara Malaysia Timur, Sabah.
- Timur; dengan Laut Sulawesi.
- Selatan; dengan Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Malinau.
- Barat; dengan Negara Malaysia Timur, Serawak

Kata Mutiara Hari Ini

Hidup bukan hidup, mati bukan juga mati, hidup adalah mati, mati adalah hidup, hidup bukan sekedar kematian, hidup adalah sensasi dari kematian, mati bukan sekedar kematian, mati adalah sensasi dari kehidupan, kematian dan kehidupan hanyalah sebuah sensasi dalam suasana ketidaknyataan....

Info Visitor