Nunukan Zoners Krayan, Kompas - Warga perbatasan Kalimantan Timur yang tinggal di Kecamatan Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan, sebulan ini sulit mendapatkan bahan pokok. Kalaupun ada, harganya mahal karena stok di daerah itu sedikit. Kekurangan stok disebabkan pesawat perintis jarang mendarat di daerah itu. Warga mengharapkan pemerintah menghidupkan kembali penerbangan perintis ke daerah terisolasi itu. Camat Krayan Selatan Selutan Tadem saat dihubungi dari Balikpapan, Rabu (4/2), mengatakan, harga gula Rp 25.000 per kilogram, solar dan bensin Rp 30.000 per liter. ”Stok amat sedikit,” katanya. Selutan mengatakan, Krayan Selatan berpenduduk 2.500 jiwa yang tersebar di 25 desa. Kecamatan ini berbatasan dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Krayan Selatan cuma bisa dijangkau dengan pesawat. ”Tidak ada sungai dan jalan yang terhubung dengan daerah kami,” kata laki-laki keturunan Dayak Lundayeh itu.Menurut Selutan, penerbangan tidak terhenti total. Long Layu, ibu kota Krayan Selatan, masih didarati pesawat Cessna 206 milik maskapai misionaris Kristen, Mission Aviation Fellowship (MAF), dua kali seminggu. Namun, pesawat jenis itu cuma dapat mengangkut barang maksimal 450 kg atau setara lima orang. ”Dengan begitu, sulit bagi kami mendapat pasokan barang baru sehingga selalu tergantung dari Miri di Sarawak, Malaysia, yang bisa kami tempuh dengan jalan kaki,” kata Selutan. Warga yang ingin bepergian dengan pesawat MAF, lanjut Selutan, harus merogoh uang sekitar Rp 1 juta untuk tujuan ke Tarakan, kota di selatan Pulau Nunukan. Jika urusan di kota itu sudah selesai, kadang-kadang mereka menunggu lama untuk dapat pulang. ”Saya pergi ke Nunukan untuk banyak keperluan sejak 17 Januari, tetapi baru bisa pulang 10 Februari,” ujarnya. Selutan mengatakan, Pemkab Nunukan akan memberi subsidi kepada maskapai yang mau melayani rute ke Long Layu. Namun, sampai saat ini program itu belum dilelang sehingga belum diketahui maskapai yang dapat menjalankannya. (BRO/CAS)
Mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok.
Anda bisa, jika Anda berpikir bisa, selama akal mengatakan bisa. Batasan apakah sesuatu masuk akal atau tidak, kita lihat saja orang lain, jika orang lain telah melakukannya atau telah mencapai impiannya, maka impian tersebut adalah masuk akal.
Menuliskan tujuan akan sangat membantu dalam menjaga alasan melakukan sesuatu.
Kamis, 19 Februari 2009
Krayan : Warga Perbatasan Kaltim Sulit Dapat Bahan Pokok
Nunukan Zoners Krayan, Kompas - Warga perbatasan Kalimantan Timur yang tinggal di Kecamatan Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan, sebulan ini sulit mendapatkan bahan pokok. Kalaupun ada, harganya mahal karena stok di daerah itu sedikit. Kekurangan stok disebabkan pesawat perintis jarang mendarat di daerah itu. Warga mengharapkan pemerintah menghidupkan kembali penerbangan perintis ke daerah terisolasi itu. Camat Krayan Selatan Selutan Tadem saat dihubungi dari Balikpapan, Rabu (4/2), mengatakan, harga gula Rp 25.000 per kilogram, solar dan bensin Rp 30.000 per liter. ”Stok amat sedikit,” katanya. Selutan mengatakan, Krayan Selatan berpenduduk 2.500 jiwa yang tersebar di 25 desa. Kecamatan ini berbatasan dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Krayan Selatan cuma bisa dijangkau dengan pesawat. ”Tidak ada sungai dan jalan yang terhubung dengan daerah kami,” kata laki-laki keturunan Dayak Lundayeh itu.Menurut Selutan, penerbangan tidak terhenti total. Long Layu, ibu kota Krayan Selatan, masih didarati pesawat Cessna 206 milik maskapai misionaris Kristen, Mission Aviation Fellowship (MAF), dua kali seminggu. Namun, pesawat jenis itu cuma dapat mengangkut barang maksimal 450 kg atau setara lima orang. ”Dengan begitu, sulit bagi kami mendapat pasokan barang baru sehingga selalu tergantung dari Miri di Sarawak, Malaysia, yang bisa kami tempuh dengan jalan kaki,” kata Selutan. Warga yang ingin bepergian dengan pesawat MAF, lanjut Selutan, harus merogoh uang sekitar Rp 1 juta untuk tujuan ke Tarakan, kota di selatan Pulau Nunukan. Jika urusan di kota itu sudah selesai, kadang-kadang mereka menunggu lama untuk dapat pulang. ”Saya pergi ke Nunukan untuk banyak keperluan sejak 17 Januari, tetapi baru bisa pulang 10 Februari,” ujarnya. Selutan mengatakan, Pemkab Nunukan akan memberi subsidi kepada maskapai yang mau melayani rute ke Long Layu. Namun, sampai saat ini program itu belum dilelang sehingga belum diketahui maskapai yang dapat menjalankannya. (BRO/CAS)
Sejarah Terbentuknya Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur
Kabupaten Nunukan merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Bulungan, yang terbentuk berdasarkan pertimbangan luas wilyah, peningkatan pembangunan, dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Pemekaran Kabupaten bulungan ini di pelopori oleh RA Besing yang pada saat itu menjabat sebagai Bupati Bulungan.
Pada tahun 1999, pemerintah pusat memberlakukan otonomi daerah dengan didasari Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Nah, dgn dasar inilah dilakukan pemekaran pada Kabupaten Bulungan menjadi 2 kabupaten baru lainnya yaitu Kabupaten Nunukan dan kabupaten Malinau.
Pemekaran Kabupaten ini secara hukum diatur dalam UU Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Barat, dan Kota Bontang pada tanggal 4 Oktober 1999. Dan dengan dasar UU Nomor 47 tahun 1999 tersebut Nunukan Resmi menjadi Kabupaten dengan dibantu 5 wilayah administratif yakni Kecamatan Lumbis, Sembakung, Nunukan, Sebatik dan Krayan.
Nunukan terletak pada 3° 30` 00" sampai 4° 24` 55" Lintang Utara dan 115° 22` 30" sampai 118° 44` 54" Bujur Timur.
Adapun batas Kabupaten Nunukan adalah:- Utara; dengan negara Malaysia Timur, Sabah.
- Timur; dengan Laut Sulawesi.
- Selatan; dengan Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Malinau.
- Barat; dengan Negara Malaysia Timur, Serawak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari Bersama Membangun Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur