KH Zainuddin MZ Isi Tablig Akbar Maulud Nabi Muhammad di Nunukan
Ribuan umat muslim berbondong-bondong datang dan memadati Stadion Sei Bilal, Nunukan Sabtu (7/3). Ini karena Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Nunukan mendatangkan dai kondang KH Zainuddin MZ. Hikmah apa yang didapat?
HELDHA NUR’AFDI-Nunukan
"BANYAK sekali ibu-ibu yang datang kesini, itu berarti dai kondang kita masih jadi idola ya? Kami dari Pemkab Nunukan memang sudah dari tahun-tahun sebelumnya meminta beliau datang, Alhamdulillah baru sekarang kesampaian,” ungkap Bupati Nunukan H Abd Hafid Achmad membuka acara. Kontan saja, seluruh perempuan di stadion langsung tepuk tangan. Memang, KH Zainuddin MZ didatangkan PHBI untuk melakukan tablig akbar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 1430 H/2009. Meski kondisi kesehatan kurang baik, karena salah satu kakinya terkilir, dai sejuta umat ini tetap datang. Itulah sebabnya, ia membawa anaknya Ust M Fikri Haikal yang dalam kesempatan sama juga sempat menyampaikan tausiyah. Tingkah laku, wajah dan caranya berceramah pun mirip dengan sang Ayah. Saat ustaz tampan ini naik panggung, kaum muslimah langsung mengeluarkan suara bergemuruh. Begitu pula saat KH Zainuddin MZ naik panggung, lebih heboh lagi. Dalam ceramahnya, Zainuddin menyampaikan mengenai akhlak manusia kepada Allah SWT, kepada sesama dan kepada makhluk Allah SWT di luar manusia.Ia menerangkan, sebelum bertemu dengan rasul, manusia belum memiliki akhlak. Mulai dari gunung tinggi, batu dan lainnya disembah. ”Memangnya gunung dan batu yang menciptakan manusia?,” tanyanya. Kepada manusia, Allah menitipkan alam semesta. ”Tapi apa yang terjadi? Pulau bisa hilang! Bingung ya? Kalau dompet yang hilang masih masuk akal. Akhirnya Allah murka, tsunami, banjir, longsor, lumpur Lapindo dan lainnya datang,” katanya. Dilanjutkan, hal-hal seperti ini perbuatan orang pintar tapi jalannya tidak benar. ”Disuruh ngurus laut, jadi bajak laut. Disuruh ngurus hutan, rame-rame jadi orangutan. Disuruh bikin hukum, yang ’besar’ salah, yang lain diem-diem pura-pura nggak ngerti,” ujarnya. Ia menambahkan, hal ini terjadi karena tiga penyakit manusia, yakni kudis (kurang disiplin), kurap (kurang rapi) dan kutil (kurang teliti). Sawah dipermak menjadi gedung dan akhirnya Indonesia beli beras ke Vietnam. ”Hiduplah seperti tukang parkir. Mereka punya mobil banyak tapi tidak pernah sombong, karena mereka tidak merasa memiliki. Mau banyak atau tidak mobil yang diparkir, mereka tidak sedih. Mereka sadar, mereka cuma dititipi dengan yang punya mobil,” katanya, disambut tawa dan tepuk tangan hadirin. Perkataan dai ini bukan tidak ada maksud. Ia menghubungkannya dengan manusia yang tidak bisa merawat dan memelihara apapun yang dititipkan Allah SWT. Begitu juga dengan para pejabat pemerintahan, makanya kini ramai pejabat masuk penjara, gara-gara tidak bisa dititipi dan malah korupsi. ”Memang, korupsi agak sulit diberantas. Karena mereka yang di pusat sana tidak takut dengan Tuhan, tapi dengan atasan,” tegasnya, lagi-lagi mendapat riuh aplaus. Ia juga memberi saran kepada muslimin dan muslimah sebagai pemilih dalam pemilu-pemilu mendatang. Dikatakan, seorang pemilih harus pintar dan cerdas dalam memilih, jangan tertipu dengan penampilan. ”Meskipun hati kita kurang sreg, tapi kalau ada caleg yang bagi-bagi uang, ambil! Ada caleg kasih sembako, ambil! Dikira cuma partai yang bisa boongin? Rakyat juga bisa ngeboongin partai,” tandasnya. Memilih seorang figur pemimpin pun tidak mudah. Dikatakan, zaman rasul dulu, ada beberapa syarat menjadi imam (pemimpin). Yakni harus orang yang paling alim di kampung, tahu benar apa yang dibutuhkan rakyatnya. ”Jika ada dua imam yang memenuhi kedua syarat ini, cari yang omongannya fasih. Karena imam yang bodoh, pasti makmumnya ikut bodoh,” tegasnya. Menghadapi pemilu dalam waktu dekat ini, ia meminta kaum muslimin menjaga kerukunan. Beda boleh, marah jangan. ”Dengar ada tetangga sekarat, malah rapat mencari tahu partai politik si tetangga. Keburu mati tetangganya,” selorohnya. Tablig akbar ini tidak hanya dihadiri warga Nunukan yang menuntut dai kondang ini terus ceramah, tapi juga pimpinan instansi muspida dan vertikal dan instansi pemerintahan. Malamnya, KH Zainuddin MZ dan anaknya bersilaturahmi ke rumah dinas jabatan Bupati Nunukan. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari Bersama Membangun Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur