Sabtu, 11 Oktober 2008 10:02
Pasukan pengaman perbatasan (Pamtas) berkolaborasi dengan Kesatuan Operasi Daerah Militer (Kodim) 0911 Nunukan, gencarkan operasi penertiban oknum Warga Negara Indonesia (WNI) melakukan pelanggaran lintas batas. Daerah perbatasan Nunukan (Indonesia) – Tawau (Malaysia) tak bisa dipungkiri menjadi ladang ekonomi menguntungkan untuk perdagangan barang maupun manusia secara illegal. Tidak sedikit pelaku penyelundupan yang tiap hari mengeruk keuntungan dengan cara memperdayai situasi di garis batas negara tersebut. Nah, setelah beberapa dekade berselang kehadiran Pamtas di Nunukan tidak terdengar, kali ini benar-benar merupakan terobosan baru dan mengejutkan. Apalagi memang masih banyak pemain illegal yang berkeliaran di kawasan itu.Penangkapan oleh Pamtas sekaligus membuktikan bahwa tudingan adanya permainan antara oknum TNI dengan pemain illegal perbatasan adalah tidak benar. Dari catatan BONGKAR!, baru dua kesatuan Pamtas dan Dandim yang kompak menerapkan ketegasan terhadap sejumlah oknum pemain illegal di wilayah perbatasan RI-Malaysia, distrik Nunukan. Yaitu, Pamtas TNI asal Kalsel yang di pimpin Letkol Infantri Teguh bersama Dandim 0911 yang dipimpin Letkol Infanti Budi Lukito serta Pamtas dan Dandim yang sekarang sedang bartugas, masing-masing dipimpin Letkol Infatri J Robert Giri dan Letkol Infantri Basri. Era pimpinan Teguh dan Budi Lukito, sejumlah kasus penangkapan illegal logging berhasil ditangani, sedangkan dua pimpinan TNI sekarang lebih agresif lagi sebab belum genap berusia enam bulan menduduki jabatan di perbatasan RI-Malaysia tercatat sudah empat kali penangkapan dan pemeriksaan kapal yang bermuatan barang-barang illegal milik pengusaha Nunukan dari dan tujuan Tawau, Malaysia bahagian Sabah. Tangkapan terakhir adalah penyelundupan BBM asal Serudong, Malaysia, melalaui darat di wilayah Desa Kanduangan, Nunukan Barat. Dalam operasi tersebut, Pamtas berhasil mengamankan barang bukti berupa minyak solar sebanyak 10 ton lebih atau sekitar 21 drum dan satu tangki penimbunan berkapasitas 6 ton berhasil diamankan TNI. “Kami berharap polisi bisa mengembangkan penyelidikan terhadap pelaku lainnya yang belum tertangkap,” ujar Danpamtas, Robert Giri. Dandim 0911 Nunukan Letkol Infantri Basri, mengungkapkan sudah saatnya seluruh aparat termasuk TNI menegakkan aturan yang benar di wilayah perbatasan RI-Malaysia tersebut tanpa pandang bulu. Pasalanya, menurut Parajurit kelahiran Makassar yang sukses bertugas di perbatasan RI-Malaysia, Sambas Kalbar ini mengaku sudah menerima laporan bahwa praktek penyelundupan barang-barang illegal di Nunukan termasuk daerah paling rawan diantara beberapa garis perbatasan lainnya. Dia juga mengungkapkan kondisi itu tercipta sebab tidak tegasnya aturan di laksanakan dan terdapat oknum aparat dan pemerintah bekerja sama dengan para pemain illegal di daerah itu. Ungkapan itu bukan tanpa alasan, sebab menurut Basri, paska penangkapan sejumlah kapal bermuatan barang-barang illegal, terdapat oknum pejabat Pemkab dan DPRD serta pemilik kapal yang mencoba membujuk atur damai dengan iming-imingan konpensasi uang kepada anggota TNI. “Tetapi saya tegaskan bawah jika ingin tidur nyenyak dalam berbisnis ikuti aturan yang berlaku dan jangan terbiasa melakukan pendekatan negatif ke aparat,” terang Basri. Dia juga mengindikasikan jika sejumlah lembaga dan oknum aparat lain terkait yang bertugas di Nunukan selama ini melakuan permainan dengan para pemain illegal. Sehingga penyelundupan barang dan jasa di wilayah perbatasan itu bisa bertahan dan tumbuh subur selama ini. Pengalaman dalam menindak para pelaku illegal, menurut Basri, para pelaku juga kerap menjual nama bupati dalam untuk meloloskan barang illegal. Salah satu contoh yang disebutkan Basri adalah tangkapan kapal yang memuat ratusan sak gula illegal milik HG. “Beberapa kali menemui kami agar barangnya dilepas dengan alasan sudah minta izin ke Bupati Nunukan. Saya bilang saya tidak perduli siapapun orang yang melanggar, kami tindak sesuai prosedur hukum,” terang Basri. Karena tindakan tegas Pamtas dan Kodim tersebut, tak ayal para pemain illegal menjadi ciut dan tak bisa berkutik. Berbagai isu untuk mempengaruhi psikologis masyarakat agar mendapat dukungan pun dilancarkan, salah satu isu yang dibangun para pemain illegal adalah mengkampanyekan kelangkaan barang sembako karena TNI gencar menangkap kapal barang pedangang. “Tapi itu isu yang dibuat-buat sebab keadaan sembako selama penangkapan tetap stabil,” tabah Basri. Barang-barang selundupan itu diperangi aparat TNI di lapangan, sebab selain merusak harga barang Sembako lokal, para pedagang ini juga tidak membayar pajak resmi kepada daerah, sehingga menurut TNI tindakan tersebut telah melanggar hukum dan sebagai pasukan penjaga perbatasan operasi penangkapan yang dilakukan masuk dalam aturan 14 kewenangan TNI, sesuai UU TNI tahun 2004 tentang penahanan di jalur perbatasan, diantaranya adalah mencegah dan menertibkan perdagangan lintas batas yang tidak resmi alias merugikan negara dan masyarakat. *sakir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari Bersama Membangun Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur