Selamat Datang di Blog Nunukan Zoners Community - Media Komunikasi Informasi Masyarakat Nunukan

Mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok.

Anda bisa, jika Anda berpikir bisa, selama akal mengatakan bisa. Batasan apakah sesuatu masuk akal atau tidak, kita lihat saja orang lain, jika orang lain telah melakukannya atau telah mencapai impiannya, maka impian tersebut adalah masuk akal.

Menuliskan tujuan akan sangat membantu dalam menjaga alasan melakukan sesuatu.

Kamis, 19 Februari 2009

Perekonomian Sebatik Tersedot ke Malaysia

Perekonomian Sebatik Tersedot ke Malaysia
Sabtu, 14 Juni 2008 | 00:47 WIB

Nunukan Zoners, Kompas - Perekonomian di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, yang berbatasan dengan Malaysia, sangat bergantung pada negeri jiran itu. Hampir semua arus perdagangan dari pulau terluar Indonesia itu diarahkan ke Tawau, Sabah, Malaysia. Produk-produk asal Malaysia mendominasi pasar di Sebatik. Hampir semua kebutuhan pokok, seperti gula, tepung terigu, minyak goreng, bumbu dapur, dan barang-barang kelontong perlengkapan hidup sehari-hari, dipasok dari Tawau. Sebaliknya, hampir semua komoditas yang dihasilkan oleh Pulau Sebatik dipasarkan ke Tawau. Komoditas itu antara lain kelapa sawit, kakao, dan hasil perikanan. Tona, nelayan Desa Tanjung Karang, Kecamatan Sebatik, menuturkan, produk perikanan dari Sebatik hampir semuanya dijual ke Tawau. Menurut Tona, hal itu terjadi karena tak ada sarana untuk memasarkan komoditas yang dihasilkan oleh masyarakat Sebatik ke wilayah lain. Selain itu, harga barang yang dibeli dari Tawau relatif lebih murah dibandingkan dengan harga barang yang berasal dari wilayah Indonesia. Bupati Nunukan Abdul Hafid Achmad di Kecamatan Sebatik, Jumat (13/6), mengemukakan, ketergantungan ekonomi masyarakat pada Malaysia karena hingga saat ini Sebatik belum tersentuh pembangunan. Ini bisa dilihat antara lain dari minimnya pasokan bahan pokok ke Sebatik dari Nunukan, yang merupakan wilayah Indonesia yang terdekat dari Sebatik. Selain itu, infrastruktur di pulau terluar wilayah Indonesia itu masih sangat terbatas, terutama ketersediaan listrik dan prasarana jalan. Situasi itu membuat industri pengolahan tidak dapat dibangun di Sebatik sehingga semua komoditas yang dihasilkan Sebatik dikirim ke Malaysia untuk diolah di sana. ”Selama belum tersedia sarana yang memadai, perekonomian masyarakat di Sebatik akan selalu bergantung pada negara tetangga,” kata Abdul Hafid.
Direktur Jenderal Kelautan, Perikanan, dan Pulau-pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan Syamsul Maarif
dalam kunjungan ke Sebatik menyatakan bahwa ketergantungan ekonomi masyarakat Sebatik ke Tawau sangat merugikan Indonesia.
Selain kehilangan potensi ekonomi, ketergantungan itu juga membuat jalur perbatasan rawan kejahatan antarnegara, seperti perdagangan perempuan dan pencurian ikan. Oleh karena itu, lanjut Syamsul, diperlukan kerja sama yang serius lintas departemen untuk mengatasi ketimpangan ekonomi dan mendorong pembangunan di Sebatik dan pulau-pulau terluar lainnya.Syamsul menyatakan, Departemen Kelautan dan Perikanan berencana memprioritaskan perhatian pada 92 pulau terluar.

Jalur TKI

Akses yang mudah ke Tawau menjadikan Pulau Sebatik menjadi daerah perlintasan bagi tenaga kerja Indonesia (TKI). Setiap hari sekitar 100 orang TKI melintasi jalur Sebatik-Tawau atau sebaliknya. Sebagian besar TKI tersebut berasal dari Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Pesona kemakmuran di negeri tetangga, yang setiap hari dilihat, membuat warga negara Indonesia yang tinggal di wilayah perbatasan harus menyeberang ke negeri tetangga untuk mengadu nasib. (lkt)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari Bersama Membangun Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur

Sejarah Terbentuknya Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur

Kabupaten Nunukan adalah salah satu Kabupaten di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di kota Nunukan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 14.493 km² dan berpenduduk sebanyak 109.527 jiwa (2004). Motto Kabupaten Nunukan adalah "Penekindidebaya" yang artinya "Membangun Daerah" yang berasal dari bahasa suku Tidung. Nunukan juga adalah nama sebuah kecamatan di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia.

Kabupaten Nunukan merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Bulungan, yang terbentuk berdasarkan pertimbangan luas wilyah, peningkatan pembangunan, dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Pemekaran Kabupaten bulungan ini di pelopori oleh RA Besing yang pada saat itu menjabat sebagai Bupati Bulungan.

Pada tahun 1999, pemerintah pusat memberlakukan otonomi daerah dengan didasari Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Nah, dgn dasar inilah dilakukan pemekaran pada Kabupaten Bulungan menjadi 2 kabupaten baru lainnya yaitu Kabupaten Nunukan dan kabupaten Malinau.

Pemekaran Kabupaten ini secara hukum diatur dalam UU Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Barat, dan Kota Bontang pada tanggal 4 Oktober 1999. Dan dengan dasar UU Nomor 47 tahun 1999 tersebut Nunukan Resmi menjadi Kabupaten dengan dibantu 5 wilayah administratif yakni Kecamatan Lumbis, Sembakung, Nunukan, Sebatik dan Krayan.

Nunukan terletak pada 3° 30` 00" sampai 4° 24` 55" Lintang Utara dan 115° 22` 30" sampai 118° 44` 54" Bujur Timur.

Adapun batas Kabupaten Nunukan adalah:
- Utara; dengan negara Malaysia Timur, Sabah.
- Timur; dengan Laut Sulawesi.
- Selatan; dengan Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Malinau.
- Barat; dengan Negara Malaysia Timur, Serawak

Kata Mutiara Hari Ini

Hidup bukan hidup, mati bukan juga mati, hidup adalah mati, mati adalah hidup, hidup bukan sekedar kematian, hidup adalah sensasi dari kematian, mati bukan sekedar kematian, mati adalah sensasi dari kehidupan, kematian dan kehidupan hanyalah sebuah sensasi dalam suasana ketidaknyataan....

Info Visitor