Selamat Datang di Blog Nunukan Zoners Community - Media Komunikasi Informasi Masyarakat Nunukan

Mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok.

Anda bisa, jika Anda berpikir bisa, selama akal mengatakan bisa. Batasan apakah sesuatu masuk akal atau tidak, kita lihat saja orang lain, jika orang lain telah melakukannya atau telah mencapai impiannya, maka impian tersebut adalah masuk akal.

Menuliskan tujuan akan sangat membantu dalam menjaga alasan melakukan sesuatu.

Jumat, 06 Juni 2008

KODAM VI/TANJUNGPURA TEGAS BERANTAS PEMBALAKAN LIAR

Kodam VI/Tanjungpura berhasil menyita 10.881 m³ kayu dan 42.121 batang kayu gelondongan hasil kejahatan pembalakan liar di Kalimantan. Demikian hasil operasi yang dilakukan oleh prajurit Kodam VI/Tanjungpura periode Februari 2007 sampai dengan Maret 2008. Sebanyak 10.881 m³ kayu hasil pembalakan liar tersebut hasil temuan di beberapa tempat, antara lain di Pangkalan Jl Tong Hap Simanggaris, di Desa Ampas dan Desa Makarti Kecamatan Sebuku, Nunukan, Kaltim, di Perairan Pulau Sebuku, Nunukan, Kaltim, di Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng, di Desa Negeri Baru, Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Kalbar dan di beberapa tempat lainnya di Kalimantan. Sedangkan 42.121 batang kayu gelondongan illegal logging lainnya, diantaranya ditemukan di Kecamatan Embaloh, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar, Tj Beruang Kecamatan Ambaloh Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar, di Kecamatan Sebakis, Kabupaten Nunukan, Kaltim, di Perairan Sungai Kapuas, wilayah Nanga Suhaid Putussibau wilayah Kodim 1206/Psb, di Perairan Sungai Kapuas wilayah Kodim 1205/Stg, di Perairan Sei Nanga Pinoh Kalbar, di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalbar dan di beberapa tempat lainnya. Semua barang bukti hasil kejahatan dan pelaku yang tertangkap diserahkan ke Polres dan Dinas Kehutanan setempat guna pemeriksaan dan pengusutan lebih lanjut. Sedangkan sebagian lainnya diamankan oleh pihak Bea Cukai. Hasil kerja keras prajurit TNI Jajaran Kodam VI/TPR tersebut merupakan contoh yang menurut Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, harus diikuti oleh seluruh jajaran TNI lainnya. Hingga saat ini Panglima TNI belum menerima laporan tentang keterlibatan prajurit dalam tindak kriminal illegal logging. "Mudah-mudahan semangat prajurit untuk memberantas illegal logging dapat terus dilanjutkan", tegas Panglima TNI

Baca Lebih Lengkap Artikelnya....

Pulau Sebatik, Satu Rumah di Dua Negara

SEBATIK - Tidak banyak orang yang mengenal pulau ini. Padahal pulau tersebut banyak memiliki kisah unik karena berbatasan langsung dengan negeri jiran. Pulau yang terletak di ujung Kalimantan ini masuk dua negara, Indonesia dan Malaysia. Di Perairan pulau ini terdapat sebuah mercusuar yang menjadi rebutan negara kita dengan Malaysia, selain perairan Ambalat yang sempat menjadi lokasi kontak senjata antara kedua negara yang berbatasan. Sebenarnya apa yang menarik dari pulau ini selain bahwa pulau tersebut menjadi bagian dari perbatasan dua negara? Salah satunya adalah adanya rumah yang berada di dua negara. Rumah yang ruang tamunya berada di Indonesia, tapi dapurnya berada di Malaysia. Itulah realitasnya di sana. Kebanyakan rumah yang dibangun warga Indonesia berada tepat di atas garis perbatasan. Jadi bila Anda ingin bertamu di rumah yang berada di dua negara, datanglah ke Sebatik. Khususnya daerah Aji Kuning. Hanya di Sebatik terdapat ojek lintas negara, selain rumah di dua negara. Selain itu, warga Indonesia yang berada di sekitar wilayah ini memiliki kartu pas lintas negara sebagai pengganti paspor. Jangka waktu untuk tinggal di Malaysia dengan menggunakan kartu ini antara satu hari sampai enam bulan. Jadi tidak mengherankan bila ada ojek lintas negara. Mereka cukup menunjukkan kartu mereka dan dengan mudah mereka masuk ke Malaysia. Di pulau ini juga aktivitas perdagangan dilakukan dengan menggunakan dua mata uang, rupiah dan ringgit. Tapi warga di sana lebih cenderung menggunakan ringgit ketimbang rupiah, dan barang yang diperdagangkan lebih banyak didatangkan dari Malaysia daripada produk asal Indonesia. Di Aji Kuning, terdapat pos penjagaan milik TNI-AD. Di sini kita dapat menjumpai beberapa rumah warga Indonesia yang berada di dua negara. Rumah panggung terbuat dari kayu tersebut cenderung banyak berada di Malaysia bila dibandingkan dengan Indonesia. Dekat pos ini terdapat patok batas negara nomor tiga. Patok yang menyerupai gundukan tanah tersebut membelah Sebatik menjadi dua negara. Sedikitnya ada 18 patok yang tersebar di sekitar pulau ini yang membagi kedua pulau tersebut. Satu patok dinyatakan hilang karena tanah longsor. Walau warga terlihat tidak peduli bahwa mereka mendirikan rumah di atas perbatasan, Camat Selamet Riady terlihat cemas. Apalagi dengan adanya wacana pemerintah Malaysia yang ingin membangun pagar perbatasan. "Kami meminta perhatian dari pemerintah untuk dapat merelokasi mereka dari perbatasan ke tempat lain. Tapi kami saat ini merencanakan untuk membangun rusun sebagai tempat relokasi mereka yang baru," papar Riady. Kebanyakan warga Sebatik berada di Malaysia untuk bekerja. Mereka juga cenderung menyekolahkan anak ke sekolah di Malaysia ketimbang di Indonesia. Anak Indonesia yang bersekolah di Malaysia hanya diperbolehkan sampai tingkat SMP, selanjutnya harus melanjutkan sekolah di Indonesia. Masalah ini pula yang menyebabkan kekhawatiran camat muda tersebut, selain masalah listrik, air, dan transportasi. Usai makan siang, rombongan kami diantarkan kembali ke kapal Tedong Naga. Dalam perjalanan kembali ke kapal yang dipimpin Kapten Nurlan tersebut sempat terlihat helikopter King milik Malaysia walau hanya sebentar. Media berkesempatan mendatangi pulau yang berada di ujung Kalimantan Timur tersebut bersama dengan Departemen Pertahanan (Dephan). Untuk mencapai pulau tersebut, Media harus menumpang pesawat ke Tarakan. Penerbangan dari Jakarta menuju Tarakan ditempuh sekitar tiga jam, dengan melakukan transit di Balikpapan selama 20 menit. Dari Tarakan ke Nunukan masih harus menempuh jarak 35 mil laut dengan menggunakan speedboat dari pelabuhan kota tersebut. Saat tiba pertama kali di pelabuhan daerah tujuan, Media sempat heran mengapa jarak dari dok dengan garis pantai sangat jauh, sekitar satu kilometer dari garis pantai. Menurut warga sekitar, hal tersebut terjadi karena saat air laut pasang, jaraknya bisa mencapai satu kilometer dan sangat tinggi. "Jaraknya bisa sampai sana (garis pantai)," ujar salah seorang penumpang kapal speedboat sambil menunjuk ke ujung garis pantai, atau mendekati pintu masuk pelabuhan. Perjalanan dengan menggunakan speedboat menuju Nunukan menghabiskan waktu sekitar dua setengah jam. Nunukan merupakan sebuah kabupaten kecil yang juga berbatasan air dengan negara yang dipimpin Perdana Menteri Ahmad Badawi tersebut. Sebatik sebenarnya masih bagian dari Kabupaten Nunukan, tapi berbeda pulau. Untuk mencapai Sebatik dari Nunukan diperlukan waktu sekitar dua jam perjalanan menggunakan kapal speedboat, karena jaraknya mencapai 65 mil laut. Media berkesempatan menggunakan kapal patroli cepat Tedong Naga 819 milik TNI-AL, salah satu kapal patroli di perairan perbatasan Indonesia dan Malaysia. Kapal ini juga yang sempat berhadap-hadapan dengan kapal Malaysia, April lalu, ketika menjaga pembangunan mercusuar di Karang Unarang. Rombongan kami berkesempatan melihat mercusuar yang berjarak 15 mil laut dari Sebatik. Mercusuar yang berada di tengah laut tersebut masih dijaga KRI Indonesia. Setelah melihat mercusuar tersebut, rombongan melanjutkan perjalanan ke Sebatik. Sebatik sebenarnya memiliki tiga pelabuhan. Yakni, Sie Taiwan, Sie Nyamuk, dan Sie Pancang. Pelabuhan umum yang bisa dipergunakan masyarakat yang ingin datang ke Sebatik ialah Sie Nyamuk. Bila Anda tiba di pelabuhan ini, untuk sampai ke kotanya sebaiknya menggunakan ojek yang ada di dermaga tersebut. Kecuali Anda ingin berjalan sekitar satu sampai satu setengah kilometer. Kota di Sebatik hanya sebuah kota kecil yang berada tepat di tepi pantai. Kecamatan dan polseknya berada di satu lokasi di depan sekolah dasar setempat.Sebenarnya Sebatik adalah pulau yang indah. Sayangnya, jalanan di sana tidak terlalu bagus. Masih berupa tanah dan bebatuan kerikil, walau ada beberapa jalan yang sudah diaspal. Jadi selama musim kering jalanan tersebut berdebu.

Baca Lebih Lengkap Artikelnya....

Sejarah Terbentuknya Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur

Kabupaten Nunukan adalah salah satu Kabupaten di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di kota Nunukan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 14.493 km² dan berpenduduk sebanyak 109.527 jiwa (2004). Motto Kabupaten Nunukan adalah "Penekindidebaya" yang artinya "Membangun Daerah" yang berasal dari bahasa suku Tidung. Nunukan juga adalah nama sebuah kecamatan di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia.

Kabupaten Nunukan merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Bulungan, yang terbentuk berdasarkan pertimbangan luas wilyah, peningkatan pembangunan, dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Pemekaran Kabupaten bulungan ini di pelopori oleh RA Besing yang pada saat itu menjabat sebagai Bupati Bulungan.

Pada tahun 1999, pemerintah pusat memberlakukan otonomi daerah dengan didasari Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Nah, dgn dasar inilah dilakukan pemekaran pada Kabupaten Bulungan menjadi 2 kabupaten baru lainnya yaitu Kabupaten Nunukan dan kabupaten Malinau.

Pemekaran Kabupaten ini secara hukum diatur dalam UU Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Barat, dan Kota Bontang pada tanggal 4 Oktober 1999. Dan dengan dasar UU Nomor 47 tahun 1999 tersebut Nunukan Resmi menjadi Kabupaten dengan dibantu 5 wilayah administratif yakni Kecamatan Lumbis, Sembakung, Nunukan, Sebatik dan Krayan.

Nunukan terletak pada 3° 30` 00" sampai 4° 24` 55" Lintang Utara dan 115° 22` 30" sampai 118° 44` 54" Bujur Timur.

Adapun batas Kabupaten Nunukan adalah:
- Utara; dengan negara Malaysia Timur, Sabah.
- Timur; dengan Laut Sulawesi.
- Selatan; dengan Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Malinau.
- Barat; dengan Negara Malaysia Timur, Serawak

Kata Mutiara Hari Ini

Hidup bukan hidup, mati bukan juga mati, hidup adalah mati, mati adalah hidup, hidup bukan sekedar kematian, hidup adalah sensasi dari kematian, mati bukan sekedar kematian, mati adalah sensasi dari kehidupan, kematian dan kehidupan hanyalah sebuah sensasi dalam suasana ketidaknyataan....

Info Visitor