Selamat Datang di Blog Nunukan Zoners Community - Media Komunikasi Informasi Masyarakat Nunukan

Mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok.

Anda bisa, jika Anda berpikir bisa, selama akal mengatakan bisa. Batasan apakah sesuatu masuk akal atau tidak, kita lihat saja orang lain, jika orang lain telah melakukannya atau telah mencapai impiannya, maka impian tersebut adalah masuk akal.

Menuliskan tujuan akan sangat membantu dalam menjaga alasan melakukan sesuatu.

Senin, 09 Maret 2009

''Urus Negara, Tiru Falsafah Tukang Parkir''

''Urus Negara, Tiru Falsafah Tukang Parkir''

KH Zainuddin MZ Isi Tablig Akbar Maulud Nabi Muhammad di Nunukan

Ribuan umat muslim berbondong-bondong datang dan memadati Stadion Sei Bilal, Nunukan Sabtu (7/3). Ini karena Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Nunukan mendatangkan dai kondang KH Zainuddin MZ. Hikmah apa yang didapat?

HELDHA NUR’AFDI-Nunukan


"BANYAK sekali ibu-ibu yang datang kesini, itu berarti dai kondang kita masih jadi idola ya? Kami dari Pemkab Nunukan memang sudah dari tahun-tahun sebelumnya meminta beliau datang, Alhamdulillah baru sekarang kesampaian,” ungkap Bupati Nunukan H Abd Hafid Achmad membuka acara. Kontan saja, seluruh perempuan di stadion langsung tepuk tangan. Memang, KH Zainuddin MZ didatangkan PHBI untuk melakukan tablig akbar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 1430 H/2009. Meski kondisi kesehatan kurang baik, karena salah satu kakinya terkilir, dai sejuta umat ini tetap datang. Itulah sebabnya, ia membawa anaknya Ust M Fikri Haikal yang dalam kesempatan sama juga sempat menyampaikan tausiyah. Tingkah laku, wajah dan caranya berceramah pun mirip dengan sang Ayah. Saat ustaz tampan ini naik panggung, kaum muslimah langsung mengeluarkan suara bergemuruh. Begitu pula saat KH Zainuddin MZ naik panggung, lebih heboh lagi. Dalam ceramahnya, Zainuddin menyampaikan mengenai akhlak manusia kepada Allah SWT, kepada sesama dan kepada makhluk Allah SWT di luar manusia.Ia menerangkan, sebelum bertemu dengan rasul, manusia belum memiliki akhlak. Mulai dari gunung tinggi, batu dan lainnya disembah. ”Memangnya gunung dan batu yang menciptakan manusia?,” tanyanya. Kepada manusia, Allah menitipkan alam semesta. ”Tapi apa yang terjadi? Pulau bisa hilang! Bingung ya? Kalau dompet yang hilang masih masuk akal. Akhirnya Allah murka, tsunami, banjir, longsor, lumpur Lapindo dan lainnya datang,” katanya. Dilanjutkan, hal-hal seperti ini perbuatan orang pintar tapi jalannya tidak benar. ”Disuruh ngurus laut, jadi bajak laut. Disuruh ngurus hutan, rame-rame jadi orangutan. Disuruh bikin hukum, yang ’besar’ salah, yang lain diem-diem pura-pura nggak ngerti,” ujarnya. Ia menambahkan, hal ini terjadi karena tiga penyakit manusia, yakni kudis (kurang disiplin), kurap (kurang rapi) dan kutil (kurang teliti). Sawah dipermak menjadi gedung dan akhirnya Indonesia beli beras ke Vietnam. ”Hiduplah seperti tukang parkir. Mereka punya mobil banyak tapi tidak pernah sombong, karena mereka tidak merasa memiliki. Mau banyak atau tidak mobil yang diparkir, mereka tidak sedih. Mereka sadar, mereka cuma dititipi dengan yang punya mobil,” katanya, disambut tawa dan tepuk tangan hadirin. Perkataan dai ini bukan tidak ada maksud. Ia menghubungkannya dengan manusia yang tidak bisa merawat dan memelihara apapun yang dititipkan Allah SWT. Begitu juga dengan para pejabat pemerintahan, makanya kini ramai pejabat masuk penjara, gara-gara tidak bisa dititipi dan malah korupsi. ”Memang, korupsi agak sulit diberantas. Karena mereka yang di pusat sana tidak takut dengan Tuhan, tapi dengan atasan,” tegasnya, lagi-lagi mendapat riuh aplaus. Ia juga memberi saran kepada muslimin dan muslimah sebagai pemilih dalam pemilu-pemilu mendatang. Dikatakan, seorang pemilih harus pintar dan cerdas dalam memilih, jangan tertipu dengan penampilan. ”Meskipun hati kita kurang sreg, tapi kalau ada caleg yang bagi-bagi uang, ambil! Ada caleg kasih sembako, ambil! Dikira cuma partai yang bisa boongin? Rakyat juga bisa ngeboongin partai,” tandasnya. Memilih seorang figur pemimpin pun tidak mudah. Dikatakan, zaman rasul dulu, ada beberapa syarat menjadi imam (pemimpin). Yakni harus orang yang paling alim di kampung, tahu benar apa yang dibutuhkan rakyatnya. ”Jika ada dua imam yang memenuhi kedua syarat ini, cari yang omongannya fasih. Karena imam yang bodoh, pasti makmumnya ikut bodoh,” tegasnya. Menghadapi pemilu dalam waktu dekat ini, ia meminta kaum muslimin menjaga kerukunan. Beda boleh, marah jangan. ”Dengar ada tetangga sekarat, malah rapat mencari tahu partai politik si tetangga. Keburu mati tetangganya,” selorohnya. Tablig akbar ini tidak hanya dihadiri warga Nunukan yang menuntut dai kondang ini terus ceramah, tapi juga pimpinan instansi muspida dan vertikal dan instansi pemerintahan. Malamnya, KH Zainuddin MZ dan anaknya bersilaturahmi ke rumah dinas jabatan Bupati Nunukan. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari Bersama Membangun Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur

Sejarah Terbentuknya Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur

Kabupaten Nunukan adalah salah satu Kabupaten di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di kota Nunukan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 14.493 km² dan berpenduduk sebanyak 109.527 jiwa (2004). Motto Kabupaten Nunukan adalah "Penekindidebaya" yang artinya "Membangun Daerah" yang berasal dari bahasa suku Tidung. Nunukan juga adalah nama sebuah kecamatan di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia.

Kabupaten Nunukan merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Bulungan, yang terbentuk berdasarkan pertimbangan luas wilyah, peningkatan pembangunan, dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Pemekaran Kabupaten bulungan ini di pelopori oleh RA Besing yang pada saat itu menjabat sebagai Bupati Bulungan.

Pada tahun 1999, pemerintah pusat memberlakukan otonomi daerah dengan didasari Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Nah, dgn dasar inilah dilakukan pemekaran pada Kabupaten Bulungan menjadi 2 kabupaten baru lainnya yaitu Kabupaten Nunukan dan kabupaten Malinau.

Pemekaran Kabupaten ini secara hukum diatur dalam UU Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Barat, dan Kota Bontang pada tanggal 4 Oktober 1999. Dan dengan dasar UU Nomor 47 tahun 1999 tersebut Nunukan Resmi menjadi Kabupaten dengan dibantu 5 wilayah administratif yakni Kecamatan Lumbis, Sembakung, Nunukan, Sebatik dan Krayan.

Nunukan terletak pada 3° 30` 00" sampai 4° 24` 55" Lintang Utara dan 115° 22` 30" sampai 118° 44` 54" Bujur Timur.

Adapun batas Kabupaten Nunukan adalah:
- Utara; dengan negara Malaysia Timur, Sabah.
- Timur; dengan Laut Sulawesi.
- Selatan; dengan Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Malinau.
- Barat; dengan Negara Malaysia Timur, Serawak

Kata Mutiara Hari Ini

Hidup bukan hidup, mati bukan juga mati, hidup adalah mati, mati adalah hidup, hidup bukan sekedar kematian, hidup adalah sensasi dari kematian, mati bukan sekedar kematian, mati adalah sensasi dari kehidupan, kematian dan kehidupan hanyalah sebuah sensasi dalam suasana ketidaknyataan....

Info Visitor